Aksara Jawa merupakan salah satu bentuk tulisan yang berasal dari bahasa Jawa. Bagaimana kebudayaan itu telah ada sejak abad ke-17 atau ketika kerajaan Mataram masih ada. Sedangkan untuk asal-usulnya sendiri tidak terlepas dari dongeng seorang pengembara yang bernama aji saka.
Asal Usul Aksara Jawa
Berdasarkan sejarahnya aksara Jawa merupakan bentuk perkembangan dari aksara kawi modern. Di mana aksara kawi tersebut adalah salah satu turunan dari aksara brahmi yang dikembangkan di pulau Jawa.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya bahwa asal-usul aksara jawa ini berasal dari dongeng seorang pengembara. Di dalam Legenda itu diceritakan bahwa Aji Saka melakukan pengembaraan bersama dengan dua orang abdinya yaitu Dora dan Sembada.
Menurut cerita itu konon ketiganya berasal dari negeri di atas angin. Hingga pada akhirnya aji saka, dan sembada sampai di tanah Jawa. Singkat cerita ketika sedang melakukan pengembaraan, tidak sengaja mereka bertemu dengan seorang raja yang zalim bernama Dewatacengkar.
Pertemuan antara aji saka dan Dewatacengkar itu menyebabkan keduanya terlibat dalam pertikaian. Namun beruntung, karena aji saka pada saat itu mengenakan ikat kepala yang dapat memanjang dan melebar, sehingga membuatnya bisa mengalahkan raja tersebut.
Dengan ikat kepalanya itu aji saka melempar Dewatacengkar ke dalam laut yang membuatnya berubah menjadi seekor buaya putih dan pada akhirnya meninggal. Setelah Dewatacengkar wafat, kemudian aji saka menggantikannya sebagai seorang raja di Medangkamulan, sehingga menyebabkannya memiliki pusaka.
Pada suatu ketika aji saka menginginkan pusakanya itu untuk disimpan pada sebuah tempat yang tersembunyi. Lalu dirinya memerintahkan kepada salah satu abdinya yang bernama Sembada untuk menjaga dan menyimpan pusaka itu di pulau majeti. Adi saka juga berpesan kepada Sembada agar tidak memberikan pusaka itu kepada siapapun kecuali dirinya.
Suatu ketika, Aji Saka membutuhkan pusaka itu kemudian mengutus abdi lainnya yang bernama Dora untuk mengambilnya. Setelah sampai di pulau majeti akhirnya Dora bertemu dengan Sembada yang sedang menjaga pusaka itu. Lalu Dora mengutarakan maksud dan niatnya.
Namun sayangnya Sembada tidak memberikannya, dikarenakan dirinya sedang memegang teguh permintaan dari Aji Saka untuk tidak memberikan pusaka itu kepada siapapun. Sedangkan Dora merasa benar sebab diminta langsung oleh Aji Saka untuk mengambil pusaka tersebut.
Pada akhirnya kedua abdi tersebut terlibat sebuah pertikaian yang buat keduanya meninggal semua. Mengetahui hal itu membuat raja Medangkamulan merasa menyesal atas kelalaiannya, sehingga Aji Saka mengungkapkannya dalam bentuk tulisan berupa kalimat seperti berikut:
Hanacaraka yang memiliki arti ada utusan.
Dotosowolo yang memiliki arti saling berselisih pendapat.
Podo Joyo nya yang memiliki arti sama-sama sakti.
Monggo botongo yang memiliki arti sama-sama menjadi mayat.
Ciri-Ciri Aksara Jawa
Perlu diketahui bahwa aksara jawa ini umumnya digunakan masyarakat untuk literatur keagamaan dan menterjemahkan bahasa Sansekerta. Di mana pada saat itu aksara kawi berangsur-angsur berubah menjadi aksara Jawa. Namun dalam hal ini tetap mempertahankan otografi, sehingga pada abad ke-17 mulai berkembang menjadi bentuk modern atau lebih dikenal dengan sebutan carakan. Adapun beberapa ciri dari aksara Jawa itu seperti berikut.
- Menggunakan Sistem Abugida
Aksara Jawa merupakan bentuk tulisan yang menerapkan sistem abugida. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sistem abugida yaitu cara penulisannya dimulai dari sisi kiri ke kanan. Di mana pada setiap aksaranya termasuk gambaran sebuah suku kata yang mempunyai vokal A atau o.
- Ditulis Tanpa Spasi
Karakteristik aksara jawa berikutnya yaitu ditulis tanpa menggunakan spasi. Huruf vokal itu nantinya bisa ditentukan dari posisi aksara yang ditemukan pada kata tersebut. Dengan begitu membuat para pembaca harus bisa memahami secara betul bacaan/teks itu, sehingga bisa membuatnya membedakan setiap katanya.
- Tidak Mempunyai Tanda Baca
Apabila dibandingkan dengan alfabet latin, salah satu kebudayaan Jawa ini memiliki kekurangan yaitu tidak adanya tanda baca dasar. Seperti titik dua, tanda tanya, tanda seru, tanda hubung dan tanda kutip. Dimana semua itu nantinya tidak akan Anda temukan dalam penulisan aksara Jawa.
- Memiliki Aksara Retrofleks
Perlu diketahui bahwa sebagian besar dari aksara jawa kecuali aksara dasar termasuk ke dalam sastra konsonan teraspirasi atau masyarakat sering menyebutnya dengan retrofleks. Dimana aksara itu banyak dimanfaatkan dalam penulisan bahasa Jawa kuno. Hal itu dikarenakan di dalam banyak dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta.
- Memiliki 20 Suku Kata
Ciri-ciri dari aksara jawa berikutnya yaitu terdiri dari aksara dasar yang berjumlah 20 suku kata. Pembagian itu ditentukan pada fungsi dan jenisnya. Umumnya suku kata itu digunakan dalam penulisan bahasa Jawa yang modern. Sementara untuk jenis lainnya terdiri dari tanda baca, angka aksara Jawa.
- Terdapat Tanda Diakritik
Perlu diketahui bahwa masyarakat lebih memahami tanda diakritik ini sebagai sandangan. Sedangkan fungsinya yaitu untuk merubah vokal, bahkan konsonan akhir dan menandakan ejaan asing. Dalam hal ini ada beberapa sandangan yang diperbolehkan untuk digunakan secara bersamaan.
Huruf Apa Saja Yang Ada Ketika Menulis Aksara Jawa Itu?
Untuk penulisan aksara jawa ini berbeda dengan ketika menulis sebuah kalimat yang menggunakan huruf alfabet. Dimana caranya yaitu secara menggantung di bawah garis. Hanacaraka sendiri terdiri dari 20 huruf dasar dan 8 aksara murda.
Bukan hanya itu saja hanacaraka juga memiliki 8 pasang huruf utama dan 20 huruf pasangan yang berfungsi untuk menutup vokal dan 5 aksara swara. Untuk lebih jelasnya langsung saja baca ulasan di bawah ini hingga selesai.
- Huruf Dasar ( Aksara Nglegana)
Maksud dari huruf dasar di sini adalah aksara inti yang memiliki jumlah 20 kata. Sedangkan masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Dentawyanjana. Adapun huruf-huruf yang termasuk dalam kategori ini seperti berikut:
Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga.
- Aksara Rekan (Huruf Tambahan)
Perlu diketahui bahwa aksara rekan merupakan huruf yang berasal dari kata serapan bahasa asing. Misalnya Kh, f, dz, gh dan z. Dengan begitu apabila di dalam sebuah kalimat atau kata terdapat huruf serapan ini, maka bisa menulisnya menggunakan aksara rekan.
- Aksara Swara (Huruf Vokal Mandiri)
Maksud dari aksara swara yaitu bentuk huruf hidup atau vokal utama yang terdiri dari A, I, U, E, O pada suatu kalimat. Umumnya Aksara Swara ini digunakan pada nama-nama yang mengharuskan awalannya menggunakan huruf besar/ kapital.
- Huruf Utama ( Aksara Murda)
Huruf utama ini berfungsi untuk menuliskan awal kalimat atau kata yang menunjukkan nama orang, lembaga, gelar dan kota. Di mana jika dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan huruf kapital.
- Aksara Pasangan
aksara pasangan ini memiliki fungsi utama yaitu untuk penekanan vokal konsonan yang ada di depannya. Seperti untuk menuliskan kalimat “mangan sega” atau dalam bahasa Indonesia berarti makan nasi. Maka dalam hal ini diperlukan huruf pasangan” se“ agar menjadi “ n”. Dengan begitu membuat hasilnya akan berbeda makna.
Aplikasi Menulis Aksara Jawa Untuk Smartphone
Umumnya tulisan aksara jawa ini banyak ditemukan pada papan nama jalan di daerah solo atau Jogja. Maka dari itu untuk Anda yang berada di luar kota sebaiknya memasang aplikasi aksara Jawa pada ponsel. Dengan begitu ketika berkunjung ke Jogja atau solo bisa mengetahui maksud dari tulisan yang terpampang di papan nama jalan tersebut. Adapun aplikasi yang bisa didownload seperti berikut.
- Nulis Aksara Jawa
Aplikasi nulis aksara jawa ini nantinya bisa mendorong para pengguna untuk gemar berlatih. Hal itu dikarenakan ketika dibuka Anda langsung disuguhkan oleh tampilan yang menyuruh untuk mengetik kalimat atau huruf dalam bentuk latin. Selain itu penggunaannya juga sangat mudah sebab di dalamnya ada teori ketentuan tulisan yang buat secara ringkas dan jelas. Untuk mendapatkan aplikasi itu bisa mendownload langsung di Play store.
- Hanacaraka
Aplikasi satu ini sangat direkomendasikan bagi seorang pelajar yang ingin memahami aksara Jawa dengan cepat. Pasalnya di dalamnya selain memberi tahu tentang ragam aksara dan bagaimana menulisnya juga disertakan cara untuk membacanya. Selain itu di dalamnya juga ada fitur latihan dan contohnya. Nantinya soal-soal yang disajikan dalam aplikasi itu terdiri dari tiga level kesulitan yaitu easy, medium, hard.
- Marbel Hanacaraka
Aplikasi Belajar aksara jawa satu ini sangat direkomendasikan bagi anak-anak. Hal itu dikarenakan Marbel Hanacaraka dilengkapi dengan suara seorang narator dan musik yang nantinya membuat suasana belajar terasa sangat menyenangkan. Aplikasi ini membagi fiturnya dengan dua kategori besar yaitu belajar dan bermain. Untuk fitur permainannya Terdapat 4 game yang bisa dicoba yaitu puzzle, tebak aksara, tebak pasangan dan menulis aksara.
- Sinau Bahasa Jawa
Nantinya Anda membuka aplikasi itu langsung disuguhi oleh dua tombol navigasi. Dimana tombol kiri akan membawa untuk menuju materi belajar sementara untuk satunya mengantarkan ke permainan tebak-tebakan. Untuk materinya sendiri terdiri dari 12 berupa tembang dan aksara carakan. Sedangkan pada bagian games ada 20 tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti rumah, olahraga, sekolah dan tumbuhan. Di mana setiap tema tersebut mempunyai 46 level kesulitan. Bagi yang tertarik bisa mendownloadnya langsung di Play store.
- Pepak Bahasa Jawa
untuk aplikasi belajar aksara jawa satu ini dapat dikatakan juga sebagai ebook. Nantinya di dalamnya terdapat 7 garis besar materi yang akan disajikan. Pada materi itu nantinya para pengguna akan dijelaskan mulai dari asal usul dan ragam huruf. Bahkan ada juga tanda baca Jawanya. Namun sayangnya dalam aplikasi itu tidak ada semacam tes dan game. Sedangkan kelebihannya yaitu materi peribahasa yang bisa dimanfaatkan untuk memperdalam belajar bahasa Jawa. Sama halnya dengan aplikasi lainnya untuk mendapatkannya cukup mendownload di Play store.
Selain menggunakan aplikasi di atas untuk mempercepat Belajar aksara jawa bisa dilakukan dengan cara rajin berlatih. Dalam hal ini alangkah baiknya Anda menggunakan bantuan berupa teks seperti Artikel singkat atau puisi yang bisa didapatkan dengan cara membeli di jasa penulis artikel. Setelah mendapatkan teks itu tinggal mengubahnya dalam hurufnya dalam tulisan aksara Jawa.